Text
Dalam Mikrab Cinta.
Cerita bermula dari sebuah senja di stasiun Pekalongan. Zizi (Zidna Ilma), seorang gadis yang tengah berduka karena baru mendengar kabar tentang kepergian selamanya ayahanda tercinta. Ia memasuki stasiun untuk naik kereta api yang akan membawanya pulang ke Kediri, tepatnya Pesantren Al Furqan, Pagu, Kediri. Zizi adalah putri ketiga dari Kiai Baejuri (pengasuh Pesantren Al Furqan) yang telah menyelesaikan studi menghafal Al Qur’an di Pesantren Manabi’ul Qur’an, Pakis Putih, Pekalongan.
Di sudut lain stasiun, tampak seorang pemuda gondrong, juga bermaksud ke Kediri untuk mondok. Pemuda itu bernama Syamsul Hadi, yang ingin membuktikan juga bisa menjadi seniman sejati seperti ulama-ulama salaf, seperti yang telah dipaparkan Sang Imam (Imam Masjid Agung Pekalongan).
Pertemuan Zizi dan Syamsul pun terjadi. Bahkan Syamsul menyelamatkan Zizi ketika ada seorang pencopet menyandra Zizi. Perkenalan mereka pun terjadi. Zizi sempat merekomendasi agar Syamsul mengunjungi empat pesantren besar di Kediri untuk kemudian memilih salah satunya sebagai tempatnya mondok. Salah satunya adalah Pesantren Al Furqan di mana Zizi tinggal.
Sayangnya, ketiga pesantren yang telah Syamsul kunjungi tidak menyediakan program akselerasi alias percepatan dalam sistem pendidikannya. Syamsul menginginkan dapat melipat waktu dengan belajar ekstra, sehingga dapat mengejar ketertinggalan karena usia.
Pilihan terakhir adalah Pesantren Al Furqan. Ternyata pesantren tersebut juga menerapkan sistem pendidikan yang sama dengan tiga pesantren sebelumnya. Namun, pihak pesantren memberikan kesempatan pada Syamsul untuk membuktikan keseriusannya. Pertemuan Syamsul dan Zizi pun kembali terulang. Tapi Syamsul tak berlebih mengindahkannya . Syamsul lebih konsen pada studinya. Dengan bantuan Ayub, teman sekamarnya dari Banjarmasin, Syamsul terus belajar dengan tekun untuk mengejar ketertinggalannya. Hasilnya tak mengecewakan.
Sayangnya, Burhan, yang juga teman sekamar Syamsul, tidak suka melihat kemajuan yang Syamsul capai. Burhan melihat Syamsul sebagai saingan beratnya untuk mendapatkan hati Zizi. Pikiran culas Burhan berujung rencana fitnah keji untuk menjebak Syamsul. Syamsul pun terjebak dan dituduh mencuri dompet milik Burhan. Santri-santri mengeroyok Syamsul, lalu menggundulinya, dan berakhir pada dikeluarkannya dari pondok.
Pun dalam keluarga Syamsul sendiri, Syamsul tidak lagi dipercaya. Cap pencuri telah melekat dirinya. Syamsul lari dari rumah menuju Semarang. Ia coba mencopet. Tapi gagal. Masuk penjara. Dalam penjara itulah, Syamsul justru banyak mendapat “ilmu” tentang mencopet. Syamsul keluar penjara setelah Nadia, adik Syamsul, membayar tebusannya.
Syamsul menuju ke Jakarta. Kontrak sebuah rumah. Kali ini ia benar-benar menjadi pencopet.
Suatu hari, Syamsul mencopet dompet milik seorang gadis yang ternyata ia adalah pacar/tunangan dari Burhan. Syamsul berniat ingin memberitahu pada gadis tersebut (Silvie), bahwa Burhan bukanlah lelaki baik, bahkan Burhan telah bertunangan dengan gadis lain.
Syamsul mendatangi Villa Gracia Parung untuk menemui Silvie. Seorang satpam malah mengirannya seorang ustad yang akan mengajar mengaji Della, putri bungsu Pak Broto. Syamsul pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Lambat laut, Syamsul mulai diterima dan dikenal baik dalam perumahan mewah tersebut. Bahkan menjadi iman dan mengisi ceramah. Sementara Silvie sendiri juga memberi les privat pada Della.
Bagaimana nasib Silvie? Akankah gadis secantik Silvie, ce … ii … le … yang cantik Silvie atau Asmirandah ya … he2, akhirnya jatuh dalam perangkap lelaki tengik seperti Burhan? Apakah Syamsul akan mengakui siapakah dia sebenarnya? Bagaimana reaksi Silvie dan masyarakat setelah mengetahuinya kebenaran itu? Lalu bagaimana perjuangan Zizi meyakinkan kakaknya, Kiai Miftah, bahwa Syamsul tidaklah bersalah? Akankah perjumpaan Syamsul dan Zizi terulang kembali?
P05415S | 813 Hab T | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain